Senin, 28 Januari 2013

For you

Hallo semua ini masih blog baru jadi maaf kalo tulisannya masih aneh, dan tampilannya juga masih ga karuan. Ini tulisanku sendiri dan cerita karanganku sendiri, mohon setelah membacanya sertakan komentarnya ya kawan.. Happy deh...
Kisah ini hanya karangan semata.



Jika bukan karna dia pasti aku telah putus asa dan tak akan pernah memiliki cinta yang indah seperti ini ~ Miku


~Pertemuan~


Saat ini seorang gadis sedang berjalan santai ya itulah dia Miku. aku Miku sedang menuju sekolah tercintaku, sekolah dmana banyak sekali teman-temanku yang ceria. Aku berjalan menyusuri koridor sekolahku menuju kelas 1-D. Saat aku memasuki kelasku seperti biasanya kedua temanku menyapaku dengan senyuman
"Pagi Miku" sapa temanku yang bernama Rani dan Ika
"Pagi Rani, pagi ika" sahutku.
Bel tanda masuk sudah berbunyi waktunya belajar.

Gurupun masuk dan hari itu awal dimana aku bertemu dengannya, murid baru yang membuat perubahan derastis dalam hidupku.
"Baik anak-anak harap semua tenang terlebih dahulu" pinta guru.
"ayo masuk" gurupun mempersilahkan siswa baru memasuki kelas.
"Anak-anak ibu kenalkan dengan teman baru kalian, namanya Shato dia pindah kesekolah ini karena mengikuti ayahnya yang sedang berdinas di kota ini, ibu harap kalian bisa berteman dengannya."
"baik bu!" sahut anak-anak serempak.
tidak berapa lama setelah anak baruitu datang, semua murid perempuan terpesona oleh ketampanan dan keramahannya. Shato dikenal menjadi siswa yang tampan, ramah, dan baik hati, semua wanita mengagumi dia tidak terkecuali Rani dan Ika. Entah apa yang membuatku begitu mengabaikan dia, bagiku tak ada seseorangpun yang lebih sempurna dibanding Riku.
Bel berbunyi tanda pelajaran telah selesai dan berganti dengan pelajaran olahraga dimana pelajaran ini sangat penting bagiku. "ayo semua ! apa yang kalian lakukan disini ? cepat kelapangan dan bertanding denganku !" seruku pada teman-temanku.
"Hei Miku ! berhentilah bersikap seperti laki-laki!" kata Rani
"Memang kenapa? ada yang salah jika aku bermain sepak bola?" sahutku dan bergegas meninggalkan Rani dan Ika yang mencibirku "Anak ini kapan bisa menjadi perempuan sungguhan?" hardik Ika.
Banyak yang bilang kalau aku ini tidak seperti perempuan biasanya yang selalu terlihat feminim, semua ini telah aku jalani sejak aku kecil hanya Rikulah yang selalu menemani dan menerima semua sifat burukku, tak akan pernah aku lupa ucapan terakhirnya sebelum pergi ke Amerika, "Miku tetap jadilah Miku yang seperti ini, yang selalu ceria dan jangan berubah karna aku menyukai Miku yang seperti ini". Saat aku sedang bersedih kata-kata itulah yang selalu memberi kekuatan untukku.

Hari-harikupun berlalu dengan cepat, suasana kelaspun berubah karna tahun ini aku berada dibangku kelas 2-D bersama teman-temanku yang seperti biasa. Hari ini juga aku mengingat dengan jelas bahwa Riku akan kembali dari studynya di amerika, janji yang dulu kita buat untuk tetap bersama akan terpenuhi, Riku apa kau sudah berubah setelah 5 tahun yang lalu? aku tidak sabar bertemu denganmu. kata hatiku.

"Halo semua namaku Riku senang bertemu dengan kalia, dulu aku juga tinggal dikota ini sebelum pergi ke Amerika" sapa Riku kepada semua, tak henti aku memandangi Riku dari atas hingga bawah betapa berubahnya dia menjadi laki-laki yang tampan dan cemerlang. "Hai Riku! aku senang bisa bertemu denganmu lagi, sungguh aku merindukanmu" teriakku pada Riku yang dibalas senyuman olehnya. "Hai Miku! tampaknya kau tak berubah masih seperti dahulu terlalu arogan!". bagaikan tersambar petir akupun diam dalam bisu fikiranku terbang kemana-mana antara bahagia dan tak percaya dia menyebutku arogan, bagaikan dunia menjadi gelap. "Haha, apa yang kau bicarakan Riku bukankah kau yang memintaku untuk tidak berubah ?" tanyaku pada Riku. "Oh ya? aku lupa tapi aku tidak suka dengan wanita yang terlalu arogan sepertimu" ucapnya seraya berjalan menuju tempat duduknya.

Jam sekolahpun usai, aku yang masih syok karna perkataan Riku memilih untuk pulang sendiri tanpa Rani maupun Ika hanya sendiri mengingat betapa jahatnya ucapan Riku.Dengan menahan tangis aku berjalan dibawah sinar matahari yang akan tenggelam, keindahan matahari saat akan terbenam tak ada artinya bagiku semua terlihat kelam, semua harapanku pupus semua.
"Hey wanita cengeng!!" tiba-tiba ada sesosok laki-laki yang menegurku dengan menaiki sepedanya
"oh kau Shato." gumamku lirih.
"kau kenapa?" tanyanya
"tidak apa-apa, hanya saja angin membuat mataku berair" sahutku
"oh benar begitu?, baiklah ayo naik aku antar kau pulang supaya matamu tidak berair karna angin" pinta Shato. "Ti..ti..tidak usah aku sudah terbiasa jalan sendiri" tolakku.
"Sudahlah ayo naik, cepat nanti keburu malam." bentak Shato.
"baik" akupun pulang bersama shato dengan sepedanya, dia mengayun dengan cepat membuatku harus berpegangan pada pinggangnya yang kekar bersender dipunggungnya dan entah apa yang terjadi aku mulai menangis kembali, Shato hanya diam dan terus mengayun sepedanya seakan membiarkanku larut akan tangisku.
"Terimakasih shato" ucapku lirih
"Sudahlah jangan menangis lagi" ucapnya seraya mengusap kedua pipiku yang dialiri air mataku. "jangan menangis hanya karena murid baru itu, tersenyumlah karna kau sangat cantik saat tersenyum" ucapnya lagi membuatku seakan menyadari selama ini shatolah yang selalu menganggapku sebagai wanita tidak seperti yang lain, malam itu Shato tersenyum tulus seakan memberiku harapan bahwa semua membutuhkan senyumku.

"Ibu aku berangkat" sambil menggigit roti dimulutkuaku berlari menuju sekolah dengan semangat.
"pagi Rani pagi Ika" sapaku pada kedua sahabatku ini.
"Pagi" sahut mereka
"Apa kau sudah tidak bersedih lagi?" yanya Ika
"Tentu saja tidak" sahutku
"Riku selamat pagi" teriakku pada Riku
"Selamat pagi" sapa Riku kembali
"Riku bagaimana selama ini kau di amerika apa ada hal yang membbuatmu memikirkanku?" tanyaku pada Riku
"ya aku selalu berharap kau ada disana bersamaku, aku sangat rindu sekali dengan adik kecilku ini" sambil mengucapkan itu Rikupun memelukku, sedikit kecewa dihati namun aku tahan semua itu agar kebersamaankudengan Riku yang telah hilang dahulu bisa kembali lagi.
"Riku ayo kita masuk" ajakku pada Riku.


to be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar