Annyeong Haseyo chingu...
Kembali lagi dengan saya Zaharah..
Kali ini aku mau ngelanjutin
Hari dimana hanya milik kita berdua, Nara saranghaeyo..
Pagi itu Nara dan Jun berjalan beriringan dengan senyum diwajah Nara membuat Jun bersemangat,
"Nara bagaimana kalau kita lakukan itu disini?"
"Moo? Disini?"
"Ne, apa kau takut?"
"Anio!!"
"Oke kita mulai"
"ya, hana, dul, ses !!!"
Merekapun berlari menuju sekolah mereka dengan bahagia, Nara yang berlari dibelakang Jun mengeluh pada Jun
"Jun-ah tunggu"
"Palli palli"
Pagi itu sangat indah dimana Nara dan Jun bisa melakukan apa yang sering mereka lakukan saat mereka bersekolah di Korea dulu.
"Nara palli!!" Teriak Jun
Mereka telah melewati gerbang sekolah dengan nafas yang terengah-engah Nara menghampiri Jun
"Jun-ah dangsin-eun sagi chin!!" ucap Nara dengan cemberut
"Apa? aku tidak curang, kau saja yang terlalu lambat"
"Jun-ah !!"
Merekapun tertawa senang tanpa peduli teman-teman yang baru datang melihat mereka dengan tatapan penuh tanya. "Nara kau harus dihukum!!" Kata Jun
"ya !! Apa yang kau inginkan?" Tanya Nara
"Aku ingin ini..." kemudian Jun mencium pipi Nara, sontak Nara terkejut dengan apa yang dilakukan Jun.
"Ya!!! Jun kau ingin mati ya?" Ucap Nara dengan sedikit manja
tanpa mereka sadari ternyata Sakura, Shou dan Tachi melihat kemesraan mereka, Tachi yang selalu tertawa dan menunjukkan tingkah konyolnya, hanya bisa melihat mereka dengan tatapan nanar yang menyedihkan.
Nara tanpa aku sadari aku melukai peri yang selalu aku cinta -Tachi
Nara bisakah kita seperti dulu? -Sakura
Kenapa kau menyembunyikan luka yang terlalu dalam -Shou
"Nara!!" Panggil Sakura membuat Nara dan Jun menoleh kebelakang
"Hai Sakura-can" Jawab Nara
"Bisakah kita berbicara?" Tanya sakura
"Hmm, oke"
Mereka berlima pergi menuju ruangan dimana biasanya Sakura berkumpul dengan kedua sahabatnya.
"Waw ruangan yang indah" sahut Nara yang baru melihat ruangan yang indah tempat ketiga sahabatnya berkumpul, Nara yang sedang asik mengamati ruangan itu menemukan foto mereka berempat sewaktu kecil dengan coretan diwajah Nara, Seketika wajah Nara berubah menjadi sedih, hal itu tidak lepas dari pengawasan Tachi, Shoupun segera merebut foto yang sedari tadi Nara pandangi.
"ahh ini.." Jawab Shou terbatabata namun Nara hanya tersenyum dan meninggalkan Shou.
"Mmm ada apa kalian memanggilku?' Tanya Nara
"Nara kami sudah mendengar semuanya" Ucap Sakura
"Kami.." Lanjut Tachi
"Mau minta maaf?" Ucap Nara memotong ucapan Tachi
"Heh,,, ya kami ingin memperbaiki semua" Jawab Shou
"Tidak ada yang harus diperbaiki biarlah ini seperti ini, aku melihat kalian bahagia sudah senang jadi aku mohon tetaplah seperti ini, bencilah aku sebagai sahabat yang meninggalkan kalian, itu lebih nyaman buatku"
"Apa? apa kau terlalu membenci kami Nara? Tanya Tachi
"Tidak hanya saja." Ucap Nara
"Hanya saja apa?" Desak Shou
Kenapa disaat seperti ini kepalaku sakit? Jun-ah tolong aku-Nara
"Sudah tidak ada alasan kita harus mengenal lagi, biarkan aku menganggap ini semua salahku, Mianhae Sakura Shou Tachi, Nara hanya takut kalian menjadi menderita"
"Nara !!!!" Bentak Shou
"Ya!! tidak perlu sekasar itu juga !!" Sahut Jun
"Nara ayo kita pergi" ajak Jun dan menarik tangan Nara namun Tachi yang berada disebelah Nara juga menahan tangan Nara.
"Lepaskan Nara!" Sahut Jun yang menatap Tachi dengan marah
"Kenapa kau selalu menghalangi kami mendekatinya? apa kau takut saat ia bersama kami kau tahu perasaan Nara sebenarnya? Tanya Tachi yang membuat Nara terkejut
"Tachi apa yang kau katakan?" Tanya Sakura
"Baka !! walau Nara menjadi teman kalian lagi tapi hati Nara akan terus bersamaku!!" Jawab Jun
"Seyakin itukah ? Nara bagaimana menurutmu ?" Tanya Tachi
Nara yang sedari tadi hanya diam menahan sakit dikepalanya hanya bisa menunduk dan tidak menjawab.
"Kau lihat sendirikan Nara tak bisa menjawabnya artinya semua yang kau katakan tidak ada artinya buat Nara" Sahut Shou
"Nara benarkah?" Tanya Jun, Nara hanya menunduk dalam diam, ingin rasanya menjawab semua ucapan-ucapan teman-temannya namun sakit dikepala Nara tak bisa ditahan lagi dan membuat Nara hanya diam mematung.
"Nara jawab" ucap Jun sedih
Jun-ah mianhae aku mencintaimu tapi sakit ini aku tak bisa menahannya, Jun-ah tolong aku -Nara
Jun yang sedari tadi melihat Nara menunduk dan tak menjawab pertanyaannya akhirnya pelan-pelan melepaskan tangan Nara menandakan kekecewaan yang teramat.
"Nara aku mengerti maaf!!" Ucap Jun meninggalkan Nara
"Jun-ah" Sahut Nara dengan lemas
Jun yang sudah berjalan menjauh tak mendengar ucapan Nara, namun sakit yang ditahan Nara tak bisa ia tahan lagi, antara memaksakan tubuhnya untuk mengejar orang yang dicintainya atau diam dan membiarkan kesalahpahaman ini. Jun makin menjauh Nara melihatnya dengan tatapan sedih ia mulai melepas tangan Tachi dan berjalan menuju Jun
"Nara" Ucap Tachi tak percaya Nara melepaskan genggaman tangannya.
"Jun-ah mianhae,, Jun-ah" Ucap Nara dengan sisa tenaganya.
"Jun-ah..." ucap Nara, Jun yang sudah berada jauh didepan Nara merasakan Nara memanggilnya, Jun menoleh dan melihat Nara yang berusaha jalan menuju Jun, dengan langkah yang gontai Nara tetap memanggil Jun, Jun pun berlari mendekati Nara dan berhentin tepat didepan Nara
"Jun-ah mianhae, aku terlalu takut mengucapkannya, Jun-ah Saranghaeyo" Ucap Nara sambil tersenyum dan beberapa detik kemudian Nara roboh dipelukan Jun.
"Nara.. Nara ,, bangun" Ucap Jun
Sakura, Shou dan Tachi yang melihat semuanya bergegas lari dan menghampiri Nara
"Nara bangun" ucap mereka
Mereka bergegas membawa Nara kerumah sakit, tampak diwajah Jun dan yang lain rasa khawatir dan cemas. Tidak lama kemudian keluarga Nara datang dengan tergesah-gesah dan panik ibu menanyakan kondisi Nara pada Jun
"Jun-ah apa yang terjadi? ada apa dengan Nara?" Tanya ibu
"Bi aku tidak tahu Nara tiba-tiba pingsan disekolah" Ucap Jun
"Yeobo apa yang terjadi dengan Nara?" Tanya Ibu kepada ayah
"Tenanglah yeobo, Nara pasti bisa melewati semua ini, dia anak yang kuat" ucap ayah menenangkan ibu
Tidak lama kemudian dokter datang, semua berdiri dan menanyakan apa yang terjadi pada Nara
"Yang mana keluarganya bisakah berbicara diruangan saya" tanya dokter
"Saya ayah dan ini ibunya" jawab ayah Nara
"Tidak paman bisakah dokter bicara disini saja agar kami juga bisa tahu?" Tanya Jun
"Tapi .." ucap dokter
"Tidak apa-apa dok, katakan disini saja" ucap ayah Nara
"Baik kalau begitu, Nara mengalami penyakit kangker otas stadium akhir, dan pada kasus seperti ini kemungkinan untuk sembuh sedikit sekali. Jadi saya harap kalian lebih memperhatikan dia dan jangan buat dia tertekan" Ucap dokter yang ditanggapi dengan ekspresi tidak percaya oleh semuanya.
"Tappp..ppii dok, tidak ada dikeluarga saya yang memiliki penyakit itu" Bantah ayah Nara
"Bukan karena keturunan pak, namun setelah hasil ronsen yang saya lakukan terjadi keretakan dibagian tengkorak kepala Nara yang besar sepeerti akibat terjatuh dan tak pernah disadari oleh Nara."
"Tapi dulu saya pernah memeriksakan Nara setelah ia dipukul dan tidak ada masalah dok"
"maaf pak, mungkin dahulu ada kesalahan, maafkan kami. Kami tak bisa berbuat apa-apa. Anda harus sabar. Permisi Pak."
Semua yang ada disana hanya terdiam tak percaya. Tanpa sadar air mata Jun yang sedari tadi ditahan mengalir deras dipipinya. Jun berjalan meninggalkan semua yang sedang menangis dan tak percaya akan kenyataan ini.
"Nara kenapa? kenapa semua ini terjadi? ini tak adil, Nara gadis kecilku yang periang ternyata menyembunyikan penyakit yang mengerikan." Ucap Jun lemas
Jun yang berjalan kekamar Nara dan melihat gadis yang dicintainya terbaring lemas diruangan yang dipenuhi alat kedokteran merasakan sakit yang amat dihatinya.
"Nara... Nara bangun" Ucap Jun sambil menangis dan tak kuasa melihat Nara......
oKKEEEE....
TO BE CONTINUE CHINGU....
Kembali lagi dengan saya Zaharah..
Kali ini aku mau ngelanjutin
YuJo To Ai No Ma Ni
-kenyataan menyakitkan-
Hari dimana hanya milik kita berdua, Nara saranghaeyo..
Pagi itu Nara dan Jun berjalan beriringan dengan senyum diwajah Nara membuat Jun bersemangat,
"Nara bagaimana kalau kita lakukan itu disini?"
"Moo? Disini?"
"Ne, apa kau takut?"
"Anio!!"
"Oke kita mulai"
"ya, hana, dul, ses !!!"
Merekapun berlari menuju sekolah mereka dengan bahagia, Nara yang berlari dibelakang Jun mengeluh pada Jun
"Jun-ah tunggu"
"Palli palli"
Pagi itu sangat indah dimana Nara dan Jun bisa melakukan apa yang sering mereka lakukan saat mereka bersekolah di Korea dulu.
"Nara palli!!" Teriak Jun
Mereka telah melewati gerbang sekolah dengan nafas yang terengah-engah Nara menghampiri Jun
"Jun-ah dangsin-eun sagi chin!!" ucap Nara dengan cemberut
"Apa? aku tidak curang, kau saja yang terlalu lambat"
"Jun-ah !!"
Merekapun tertawa senang tanpa peduli teman-teman yang baru datang melihat mereka dengan tatapan penuh tanya. "Nara kau harus dihukum!!" Kata Jun
"ya !! Apa yang kau inginkan?" Tanya Nara
"Aku ingin ini..." kemudian Jun mencium pipi Nara, sontak Nara terkejut dengan apa yang dilakukan Jun.
"Ya!!! Jun kau ingin mati ya?" Ucap Nara dengan sedikit manja
tanpa mereka sadari ternyata Sakura, Shou dan Tachi melihat kemesraan mereka, Tachi yang selalu tertawa dan menunjukkan tingkah konyolnya, hanya bisa melihat mereka dengan tatapan nanar yang menyedihkan.
Nara tanpa aku sadari aku melukai peri yang selalu aku cinta -Tachi
Nara bisakah kita seperti dulu? -Sakura
Kenapa kau menyembunyikan luka yang terlalu dalam -Shou
"Nara!!" Panggil Sakura membuat Nara dan Jun menoleh kebelakang
"Hai Sakura-can" Jawab Nara
"Bisakah kita berbicara?" Tanya sakura
"Hmm, oke"
Mereka berlima pergi menuju ruangan dimana biasanya Sakura berkumpul dengan kedua sahabatnya.
"Waw ruangan yang indah" sahut Nara yang baru melihat ruangan yang indah tempat ketiga sahabatnya berkumpul, Nara yang sedang asik mengamati ruangan itu menemukan foto mereka berempat sewaktu kecil dengan coretan diwajah Nara, Seketika wajah Nara berubah menjadi sedih, hal itu tidak lepas dari pengawasan Tachi, Shoupun segera merebut foto yang sedari tadi Nara pandangi.
"ahh ini.." Jawab Shou terbatabata namun Nara hanya tersenyum dan meninggalkan Shou.
"Mmm ada apa kalian memanggilku?' Tanya Nara
"Nara kami sudah mendengar semuanya" Ucap Sakura
"Kami.." Lanjut Tachi
"Mau minta maaf?" Ucap Nara memotong ucapan Tachi
"Heh,,, ya kami ingin memperbaiki semua" Jawab Shou
"Tidak ada yang harus diperbaiki biarlah ini seperti ini, aku melihat kalian bahagia sudah senang jadi aku mohon tetaplah seperti ini, bencilah aku sebagai sahabat yang meninggalkan kalian, itu lebih nyaman buatku"
"Apa? apa kau terlalu membenci kami Nara? Tanya Tachi
"Tidak hanya saja." Ucap Nara
"Hanya saja apa?" Desak Shou
Kenapa disaat seperti ini kepalaku sakit? Jun-ah tolong aku-Nara
"Sudah tidak ada alasan kita harus mengenal lagi, biarkan aku menganggap ini semua salahku, Mianhae Sakura Shou Tachi, Nara hanya takut kalian menjadi menderita"
"Nara !!!!" Bentak Shou
"Ya!! tidak perlu sekasar itu juga !!" Sahut Jun
"Nara ayo kita pergi" ajak Jun dan menarik tangan Nara namun Tachi yang berada disebelah Nara juga menahan tangan Nara.
"Lepaskan Nara!" Sahut Jun yang menatap Tachi dengan marah
"Kenapa kau selalu menghalangi kami mendekatinya? apa kau takut saat ia bersama kami kau tahu perasaan Nara sebenarnya? Tanya Tachi yang membuat Nara terkejut
"Tachi apa yang kau katakan?" Tanya Sakura
"Baka !! walau Nara menjadi teman kalian lagi tapi hati Nara akan terus bersamaku!!" Jawab Jun
"Seyakin itukah ? Nara bagaimana menurutmu ?" Tanya Tachi
Nara yang sedari tadi hanya diam menahan sakit dikepalanya hanya bisa menunduk dan tidak menjawab.
"Kau lihat sendirikan Nara tak bisa menjawabnya artinya semua yang kau katakan tidak ada artinya buat Nara" Sahut Shou
"Nara benarkah?" Tanya Jun, Nara hanya menunduk dalam diam, ingin rasanya menjawab semua ucapan-ucapan teman-temannya namun sakit dikepala Nara tak bisa ditahan lagi dan membuat Nara hanya diam mematung.
"Nara jawab" ucap Jun sedih
Jun-ah mianhae aku mencintaimu tapi sakit ini aku tak bisa menahannya, Jun-ah tolong aku -Nara
Jun yang sedari tadi melihat Nara menunduk dan tak menjawab pertanyaannya akhirnya pelan-pelan melepaskan tangan Nara menandakan kekecewaan yang teramat.
"Nara aku mengerti maaf!!" Ucap Jun meninggalkan Nara
"Jun-ah" Sahut Nara dengan lemas
Jun yang sudah berjalan menjauh tak mendengar ucapan Nara, namun sakit yang ditahan Nara tak bisa ia tahan lagi, antara memaksakan tubuhnya untuk mengejar orang yang dicintainya atau diam dan membiarkan kesalahpahaman ini. Jun makin menjauh Nara melihatnya dengan tatapan sedih ia mulai melepas tangan Tachi dan berjalan menuju Jun
"Nara" Ucap Tachi tak percaya Nara melepaskan genggaman tangannya.
"Jun-ah mianhae,, Jun-ah" Ucap Nara dengan sisa tenaganya.
"Jun-ah..." ucap Nara, Jun yang sudah berada jauh didepan Nara merasakan Nara memanggilnya, Jun menoleh dan melihat Nara yang berusaha jalan menuju Jun, dengan langkah yang gontai Nara tetap memanggil Jun, Jun pun berlari mendekati Nara dan berhentin tepat didepan Nara
"Jun-ah mianhae, aku terlalu takut mengucapkannya, Jun-ah Saranghaeyo" Ucap Nara sambil tersenyum dan beberapa detik kemudian Nara roboh dipelukan Jun.
"Nara.. Nara ,, bangun" Ucap Jun
Sakura, Shou dan Tachi yang melihat semuanya bergegas lari dan menghampiri Nara
"Nara bangun" ucap mereka
Mereka bergegas membawa Nara kerumah sakit, tampak diwajah Jun dan yang lain rasa khawatir dan cemas. Tidak lama kemudian keluarga Nara datang dengan tergesah-gesah dan panik ibu menanyakan kondisi Nara pada Jun
"Jun-ah apa yang terjadi? ada apa dengan Nara?" Tanya ibu
"Bi aku tidak tahu Nara tiba-tiba pingsan disekolah" Ucap Jun
"Yeobo apa yang terjadi dengan Nara?" Tanya Ibu kepada ayah
"Tenanglah yeobo, Nara pasti bisa melewati semua ini, dia anak yang kuat" ucap ayah menenangkan ibu
Tidak lama kemudian dokter datang, semua berdiri dan menanyakan apa yang terjadi pada Nara
"Yang mana keluarganya bisakah berbicara diruangan saya" tanya dokter
"Saya ayah dan ini ibunya" jawab ayah Nara
"Tidak paman bisakah dokter bicara disini saja agar kami juga bisa tahu?" Tanya Jun
"Tapi .." ucap dokter
"Tidak apa-apa dok, katakan disini saja" ucap ayah Nara
"Baik kalau begitu, Nara mengalami penyakit kangker otas stadium akhir, dan pada kasus seperti ini kemungkinan untuk sembuh sedikit sekali. Jadi saya harap kalian lebih memperhatikan dia dan jangan buat dia tertekan" Ucap dokter yang ditanggapi dengan ekspresi tidak percaya oleh semuanya.
"Tappp..ppii dok, tidak ada dikeluarga saya yang memiliki penyakit itu" Bantah ayah Nara
"Bukan karena keturunan pak, namun setelah hasil ronsen yang saya lakukan terjadi keretakan dibagian tengkorak kepala Nara yang besar sepeerti akibat terjatuh dan tak pernah disadari oleh Nara."
"Tapi dulu saya pernah memeriksakan Nara setelah ia dipukul dan tidak ada masalah dok"
"maaf pak, mungkin dahulu ada kesalahan, maafkan kami. Kami tak bisa berbuat apa-apa. Anda harus sabar. Permisi Pak."
Semua yang ada disana hanya terdiam tak percaya. Tanpa sadar air mata Jun yang sedari tadi ditahan mengalir deras dipipinya. Jun berjalan meninggalkan semua yang sedang menangis dan tak percaya akan kenyataan ini.
"Nara kenapa? kenapa semua ini terjadi? ini tak adil, Nara gadis kecilku yang periang ternyata menyembunyikan penyakit yang mengerikan." Ucap Jun lemas
Jun yang berjalan kekamar Nara dan melihat gadis yang dicintainya terbaring lemas diruangan yang dipenuhi alat kedokteran merasakan sakit yang amat dihatinya.
"Nara... Nara bangun" Ucap Jun sambil menangis dan tak kuasa melihat Nara......
oKKEEEE....
TO BE CONTINUE CHINGU....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar